1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Lebah merupakan insekta
penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba
manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon
dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan
produk yang yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal
jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya. Selanjutnya manusia
mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat ini
dengan sistem stup.
Di Indonesia lebah ini mempunyai nama bermacam-macam, di Jawa disebut
tawon gung, gambreng, di Sumatera barat disebut labah gadang, gantuang,
kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut harinuan, di Kalimantan
disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya tawon Odeng.
|
2. |
SENTRA PETERNAKAN |
|
Di Indonesia sentra perlebahan masih ada
di sekitar Jawa meliputi daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat
dengan jumlah produksi sekitar 2000–2500 Ton untuk lebah budidaya.
Kalimantan dan Sumbawa merupakan sentra untuk madu dari perburuan
lebah di hutan. Sedang untuk sentra perlebahan dunia ada di CIS (Negara
Pecahan Soviet), Jerman, Australia, Jepang dan Italia. |
3. |
J E N I S |
|
Lebah termasuk hewan
yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis. Spesiesnya
bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah A. cerana,
A. Dorsata A. Florea. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah
jenis A. mellifera.
Menurut asal-usulnya lebah dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:
1)
|
Apis cerana, diduga berasal
dari daratan Asia menyebar sampai Afghanistan, Cina maupun
Jepang.
|
2)
|
Apis mellifera, banyak dijumpai
di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani dan Italia serta
di daerah sekitar Mediterania.
|
3)
|
Apis Dorsata, memiliki ukuran
tubuh paling besar dengan daerah penyebaran sub tropis dan
tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya.
Penyebarannya di Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai
Irian.
|
4)
|
Apis Florea merupakan spesies
terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India sampai
Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon klanceng.
|
|
4. |
MANFAAT |
|
Produk yang dihasilkan madu adalah:
1)
|
Madu sebagai produk utama
berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang sangat
berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi.
|
2)
|
Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina
dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika,
bahan campuran obat-obatan.
|
3)
|
Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk
campuran bahan obat-obatan/ kepentingan farmasi.
|
4)
|
Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk
industri farmasi dan kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran.
|
5)
|
Propolis (perekat lebah) untuk penyembuhan
luka, penyakit kulit dan membunuh virus influensa.
|
Keuntungan lain dari beternak lebah madu adalah membantu dalam proses
penyerbukan bunga tanaman sehingga didapat hasil yang lebih maksimal.
|
5. |
PERSYARATAN LOKASI |
|
Suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar
26 derajat C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu
di atas 10 derajat C lebah masihberaktifitas. Di lereng pegunungan/dataran
tinggi yang bersuhu normal (25 derajat C) seperti Malang dan Bandung
lebah madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yang disukai lebah
adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga
sebagai pakannya.
|
6. |
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA |
|
6.1. |
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam pembudidayaan lebah madu yang perlu dipersiapkan yaitu:
Lokasi budidaya, kandang lebah modern (stup), pakaian kerja
dan peralatan
Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya
lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja
serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh lebih dari
satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin
koloni.
1)
|
Perkandangan
a.
|
Suhu
Perubahan suhu dalam stup hendaknya tidak
terlalu cepat, oleh karena itu ketebalan dinding
perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu
dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan
adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.
|
b.
|
Ketahanan terhadap iklim
Bahan yang dipakai harus tahan terhadap pengaruh
hujan, panas, cuaca yang selalu berubah, kokoh
dan tidak mudah hancur atau rusak.
|
c.
|
Konstruksi
Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan
gelodok dari bambu, secara modern menggunakan
stup kotak yang lengkap dengan framenya.
|
|
2)
|
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri
dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap,
penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat
makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan
berternak ratu dan lain-lain.
|
|
6.2. |
Pembibitan
1) |
Pemilihan Bibit Calon Induk |
|
Bibit lebah unggul
yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal)
dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti
dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan
jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni
lebah dapat produksi maksimal. ratu A. cerana mampu
bertelur 500- 900 butir per hari dan ratu A. mellifera
mampu bertelur 1500 butir per hari.
Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang tersedia
tiga paket pembelian bibit lebah:
a. paket lebah ratu terdiri dari 1 ratu dengan 5 lebah
pekerja.
b. paket lebah terdiri dari 1 ratu dengan 10.000 lebah
pekerja.
c. paket keluarga inti terdiri dari 1 ratu dan 10.000
lebah pekerja lengkap dengan 3 sisiran sarang.
|
2) |
Perawatan Bibit dan Calon Induk |
|
Lebah yang baru
dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu
dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam stup yang telah
disiapkan. Selama 6 hari lebah-lebah tersebut tidak
dapat diganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga
lebih peka terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.
Setelah itu baru dapat dilaksanakan untuk perawatan
dan pemeliharaan rutin.
|
3) |
Sistem Pemuliabiakan
|
|
Pemuliabiakan
pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya
pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan
adalah dengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon
ratu yang diletakkan dalam sisiran. Tetapi sekarang
ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu
lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja
unggul. Pemuliabiakan lebah ini telah berhasil dikembangkan
oleh KUD Batu Kabupaten Malang.
|
4) |
Reproduksi dan Perkawinan |
|
Dalam setiap koloni
terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu,
lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah
pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang
sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi
berkembang lebah ratu sempurna dan berfungsi untuk
reproduksi.
Proses Perkawinan terjadi diawali musim bunga. Ratu
lebah terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan
yang akan mengawininya. Perkawinan terjadi di udara,
setelah perkawinan pejantan akan mati dan sperma akan
disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat
pada ratu lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama
perkawinan lebah pekerja menyiapkan sarang untuk ratu
bertelur.
|
5)
|
Proses Penetasan
|
|
Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk
mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir
telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah
yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari
oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup
lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni
dewasa.
Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu
sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur,
ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung
sel dalam sisiran adalah:
a. Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur
dan biasanya terletak di pinggir sarang.
b. Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol
dan terdapat titik hitam di tengahnya.
c. Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata
dan paling banyak jumlahnya.
Lebah madu merupakan serangga dengan 4 tingkatan kehidupan
yaitu telur, larva, pupa dan serangga dewasa. Lama
dalam setiap tingkatan punya perbedaan waktu yang
bervariasi. Rata-rata waktu perkembangan lebah:
a.
|
Lebah ratu:
menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang
penutup 1 hari, iatirahat 2 hari, Perubahan
larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari,
total waktu jadi lebah 15 hari.
|
b.
|
Lebah pekerja: menetas
3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup
2 hari, iatirahat 3 hari, Perubahan larva
jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total
waktu jadi lebah 21 hari.
|
c.
|
Lebah pejantan: menetas
3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup
3 hari, iatirahat 4 hari, Perubahan larva
jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total
waktu jadi lebah 24 hari.
|
Selama dalam periode larva, larva-larva dalam tabung
akan makan madu dan tepung sari sebanyak-banyaknya.
Periode ini disebut masa aktif, kemudian larva menjadi
kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah tidak
makan dan minum, di masa ini terjadi perubahan dalam
tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna
lebah akan keluar sel menjadi lebah muda sesuai asal
selnya.
|
|
6.3. |
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan pada setiap tahap pertumbuhan
kodok, Pertumbuhan dan kesehatan kodok terrgantung pada makanan
dan kecocokan tempat tinggalnya. Kodok diberi makan 1 kali
sehari, air di kolam diganti dan dibersihkan seminggu sekali.
1) |
Sanitasi dan Tindakan Preventif |
|
Pada pengelolaan lebah secara
modern lebah ditempatkan pada kandang berupa kotak yang
biasa disebut stup. Di dalam stup terdapat ruang untuk
beberapa frame atau sisiran. Dengan sistem ini peternak
dapat harus rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan
bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari
kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk dengan
memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya
binatang pengganggu.
|
2) |
Perawatan Penyakit |
|
Pengontrolan ini meliputi menyingkirkan
lebah dan sisiran sarang abnormal serta menjaga kebersihan
stup.
|
3) |
Pemberian Pakan |
|
Cara pemberian pakan lebah adalah
dengan menggembala lebah ke tempat di mana banyak bunga.
Jadi disesuaikan dengan musim bunga yang ada.
Dalam penggembalaan yang perlu diperhatikan adalah :
a. Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah
tidak aktif.
b. Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).
c. Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.
d. Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu
musim bunga.
Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga
kesinambungan produksi agar tidak menurun secara drastis.
Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan
untuk mengatasi kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat
melakukan pemindahan stup saat penggeembalaan. Pakan
tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya
berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan
tambahan dapat dibuat dari bahan gula dan air dengan
perbandingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran bahan
ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan
1:3:1 ditambah madu secukupnya.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1.
|
Penyakit
Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan
dengan daerah sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis
merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah. Kelalaian
kebersihan mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit pada lebah
dan penyebabnya antara lain:
1)
|
Foul Brood
Ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood
disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul Brood.
Penyebab :Streptococcus pluton.
Penyakit ini menyerang sisiran dan tempayak lebah.
|
2)
|
Chalk Brood
Penyebab : jamur Pericustis
Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya
hingga mati.
|
3)
|
Stone Brood
Penyebab : jamur Aspergillus
flavus Link ex Fr dan Aspergillus fumigatus Fress.
Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti batu
yang keras.
|
4)
|
Addled Brood
Penyebab : telur ratu yang
cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu.
|
5)
|
Acarine
Penyebab : kutu Acarapis woodi
Rennie yang hidup dalam batang tenggorokkan lebah
hingga lebah mengalami kesulitan terbang.
|
6)
|
Nosema dan Amoeba
Penyebab : Nosema Apis Zander
yang hidup dalam perut lebah dan parasit Malpighamoeba
mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh malpighi
lebah dan akan menuju usus.
|
|
7.2.
|
Hama
Hama yang sering mengganggu lebah antara lain:
1)
|
Burung, sebagai hewan
yang juga pemakan serangga menjadikan lebah sebagai
salah satu makanannya.
|
2)
|
Kadal dan Katak, gangguan yang
ditimbulkan sama dengan yang dilakukan oleh burung.
|
3)
|
Semut, membangun sarang dalam
stup dan merampas makanan lebah.
|
4)
|
Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang
menetas dalam sisiran menjadi ulat yang dapat merusak
sisiran.
|
5)
|
Tikus, merampas madu dan merusak
sisiran.
|
|
7.3.
|
Pencegahan Serangan
Penyakit dan Hama
Upaya mencegah serangan penyakit dan hama tindakan yang perlu
adalah:
1) |
Pembersihan stup setiap hari. |
2) |
Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi
lebah. |
3) |
Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan
semut. |
4) |
Pintu masuk dibuat seukuran lebah. |
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1.
|
Hasil Utama
Madu merupakan hasil utama dari lebah yang begitu banyak
manfaatnya dan bernilai ekonomi tinggi.
|
8.2.
|
Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang punya nilai dan manfaat adalah royal
jelly (susu ratu), pollen (tepungsari), lilin lebah (malam)
dan propolis (perekat lebah).
|
8.3.
|
Penangkapan
Panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga.
Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah tertutup
oleh lapisan lilin tipis.
Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang
masih menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas.
Setelah itu sisiran diekstraksi untuk diambil madunya.
Urutan proses panen:
1) Mengambil dan mencuci sisiran yang siap panen, lapisan
penutup dikupas dengan pisau.
2) Sisiran yang telah dikupas diekstraksi dalam ekstraktor
madu.
3) Hasil disaring dan dilakukan penyortiran.
4) Disimpan dalam suhu kamar untuk menghilangkan gelembung
udara.
5) Pengemasan madu dalam botol.
|
|
9. |
PASCA PANEN |
|
---
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA |
|
10.1. |
Analisis
Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya lebah madu dengan jumlah 100 koloni
lebahdalam satu tahun pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) |
Biaya Produksi |
|
|
a. |
Penyusutan kamar madu 16 m2 (0,05xRp.1.600.000,-)
|
Rp. 80.000,- |
|
b. |
Penyusutan rumah lebah 100 m2 (0,1xRp.2.500.000,-)
|
Rp. 250.000,- |
|
c. |
Paket lebah 100 buah @ Rp. 100.000,- |
Rp. 10.000.000,- |
|
d. |
Penyusutan ekstraktor 1 buah (0,1xRp. 225.000,-) |
Rp. 22.500,- |
|
e. |
Penyusutan pengasap 2 buah (0,5xRp. 50.000,-) |
Rp. 25.000,- |
|
f. |
Penyusutan stup 100 buah (0,2xRp.2.500.000,-) |
Rp. 500.000,- |
|
g. |
Perawatan bangunan (2%xRp.4.100.000,-) |
Rp. 82.000,-
|
|
h. |
Gaji 2 orang @ Rp. 200.000,-x12 |
Rp. 4.800.000,- |
|
i. |
Pakai, sarung tangan, dll |
Rp. 250.000,- |
|
j. |
Makanan |
Rp. 100.000,- |
|
k. |
Botol dan lain-lain |
Rp. 400.000,- |
|
Jumlah biaya produksi |
Rp. 16.509.500,- |
|
|
|
|
2) |
Pendapatan |
|
|
a. |
Madu 1200 kg @ Rp. 13.000,- |
Rp. 15.600.000,- |
|
b. |
Paket lebah 30 buah @ Rp. 150.000,- |
Rp. 4.500.000, |
|
Jumlah pendapatan |
Rp. 20.100.000,- |
|
|
|
|
3) |
Keuntungandalam satu tahun |
Rp. 3.590.500,- |
|
|
|
|
4) |
Parameter kelayakan usaha |
|
|
a. |
B/C ratio |
= 1,22 |
|
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Beternak lebah madu memiliki prospek sangat cerah, karena
kebutuhan madu dalam negeri sampai saat ini masih belum mencukupi.
Harga dari produk lebah yang tinggi, biaya produksi yang relatif
murah, tatalaksana pemeliharaan yang mudah dan kondisi lingkungan
yang mendukung merupakan peluang emas yang perlu mendapat
perhatian.
|
|
11. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1) |
Marhiyanto, B., 1999, Peluang Bisnis
beternak Lebah, Gitamedia Press, Surabaya. |
2) |
Sumoprastowo, RM, Suprapto Agus, R,. 1993, Beternak
Lebah Madu Modern, Bhratara, Jakarta. |
3) |
Trubus 4, 1988, Manisnya Rupiah dari Madu Lebah,
Penebar Swadaya, Jakarta. |
4) |
______________, Menghasilkan Madu Berkualitas
Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta.. |
5) |
Trubus 250, 1990, Petak Madu Uji Coba Untuk Menghasilkan
Madu Beraneka Rasa, Penebar Swadaya, Jakarta |
6) |
Trubus 273, 1992, Mutu Madu Indonesia Dibanding
Impor, Penebar Swadaya, Jakarta. |
7) |
______________, Menggembala Lebah Ala Australia,
Penebar Swadaya, Jakarta. |
8) |
______________, Pemasaran Madu Indonesia dihambat
Kadar Air, Penebar Swadaya, Jakarta. |
9) |
Trubus 276, 1992, Beternak Lebah di Jerman,
Penebar Swadaya, Jakarta. |
10) |
Yunus, M, Minarti, S. 1995, Aneka Tetnak, Universitas
Brawijaya, Malang. |
|
12. |
KONTAK HUBUNGAN
1) |
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan
– BAPPENAS
Jl. Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021
390 9829 |
2) |
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan
dan Pemasyarakatan Iptek,
Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340,
Indonesia,
Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952,
Situs Web: http://www.ristek.go.id |
|
|
|
|
Sumber :
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenashttp://warintek.bantulkab.go.id |
0 komentar:
Posting Komentar