1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Stroberi merupakan tanaman buah
berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah
satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar
ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain,
yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies
lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
|
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah
sebagai berikut:
Divisio |
: Spermatophyta |
Subdivisio |
: Angiospermae |
Klas |
: Dicotyledonae |
Keluarga |
: Rosaceae |
Genus |
: Fragaria |
Spesies |
: Fragaria spp. |
Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan
dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika
Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan
itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil)
Fragaria x annanassa var Duchesne.
Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah
Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira,
Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal
Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama
menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang
cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam. |
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan
dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari
stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote)
stroberi. |
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Dapat dikatakan bahwa
budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan
temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran
tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian
di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat
dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra
penanaman stroberi.
|
5. |
SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. |
Iklim
1) |
Tanaman
stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah
hujan 600- 700 mm/tahun. |
2) |
Lamanya penyinaran
cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah
8–10 jam setiap harinya.
|
3) |
Stroberi adalah tanaman subtropis
yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis
yang memiliki temperatur 17–20 derajat C. |
4) |
Kelembaban udara yang baik
untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80- 90%. |
|
5.2. |
Media Tanam
1) |
Jika ditanam di kebun,
tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur,
gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan
udara baik. |
2) |
Derajat keasaman tanah (pH
tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah
5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.5–7,0.
|
3) |
Jika ditanam dikebun maka kedalaman
air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan
tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki
sifat poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu
tersedia. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah
1.000-1.500 meter dpl. |
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan |
|
Stroberi
diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon
atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara
40.000-83.350.
1) Perbanyakan dengan Biji
|
|
- Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam
air selama 15 menit lalu keringanginkan.
- Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi
dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang
(kompos) halus yang bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata
di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai
ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada
temperatur 18-20 derajat C.
- Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun
dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak
antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan
media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening.
Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah
berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan
ke kebun.
|
2) |
Bibit vegetatif untuk budidaya
stroberi di kebun |
|
Tanaman induk yang dipilih harus
berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan
dan stolon adalah sebagai berikut: |
|
-
Bibit anakan
Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi
menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan.
Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi
campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halis (1:1:1),
simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
-
Bibit stolon
Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama
dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam
di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah,
pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10
cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
-
Bibit untuk budidaya stroberi di polibag
Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan
cara yang sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah
padi dan pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian
berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil
(18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar
ukuran 30 x 20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini
bibit dipelihara sampai menghasilkan.
|
6.2. |
Pengolahan Media
Tanam |
|
1) |
Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik |
|
a) |
Di awal musim hujan,
lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm. |
b) |
Keringanginkan selama 15-30 hari. |
c) |
Buat bedengan: lebar 80 x
100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan
lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan:
lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan, jarak antar guludan 40 x 60 cm.
|
d) |
Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara
merata di permukaan bedengan/ guludan. |
e) |
Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari. |
f) |
Buat lubang tanam dengan jarak 40 x 30 cm, 50
x 50 cm atau 50 x 40 cm. |
|
2) |
Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik. |
|
a) |
Di awal musim hujan,
lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30
hari. |
b) |
Buatlah bedengan: lebar 80 x 120
cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan
lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan:
lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40
cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar
bedengan 60 cm. |
c) |
Keringanginkan 15 hari. |
d) |
Taburkan dan campurkan dengan tanah
bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg SP-36 dan
100 kg/ha KCl. |
e) |
Siram hingga lembab. |
f) |
Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak
menutupi bedengan/guludan dan kuatkan ujung-ujungnya
dengan bantuan bambu berbentuk U. |
g) |
Buat lubang di atas plastik seukuran
alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar
lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga
jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x
40 cm. |
h) |
Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi. |
|
3) |
Pengapuran |
|
Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit
ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur merata.
Pengapuran dilakukan segera setelah bedengan/guludan selesai
dibuat. |
|
6.3. |
Teknik Penanaman
1) |
Siram polybag
berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya
dengan hati-hati. |
2) |
Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan
tanah di sekitar pangkal batang. |
3) |
Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar
sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran (dosis anjuran 200
kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan
di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman. |
4) |
Sirami
tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari
setelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang mati
atau tumbuh abnormal.
- Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa
ataupun dengan mulsa plastik. Mulsa yang berada di
antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke
dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan
gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.
- Perempelan/Pemangkasan
Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus
dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama
membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan
setiap 2 tahun.
- Pemupukan
a) |
Pertanaman
tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2
bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis anjuran.
Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan
dangkal di antara barisan, kemudian ditutup
tanah.
|
b) |
Pertanaman dengan mulsa:
Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan
kurang baik. Campuran urea, SP-36 dan KCl
(1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200
liter air. Setiap tanaman disiram dengan 350-500
cc larutan pupuk.
|
|
|
- Pengairan dan Penyiraman
Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan
2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur
dengan syarat tanah tidak mengering. Pengairan bisa
dengan disiram atau menjanuhi parit antar bedengan
dengan air.
- Pemasangan Mulsa Kering
Mulsa kering dipasang seawal mungkin
setelah tanam pada bedengan/ guludan yang tidak memakai
mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal 3–5
cm dihamparkan di permukaan bedengan/guludan dan antara
barisan tanaman.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Kutu
daun (Chaetosiphon fragaefolii)
Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm),
hidup bergerombol di permukaan bawah daun.
Gejala:pucuk/daun keriput, keriting,
pembentukan bunga/buah terhambat.
Pengendalian:dengan insektisida
Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC. |
2. |
Tungau (Tetranychus
sp. dan Tarsonemus sp.)
Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval,
jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan.
Gejala:daun berbercak kuning sampai
coklat, keriting, mengering dan gugur.
Pengendalian:dengan
insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18
EC. |
3. |
Kumbang penggerek
bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus
rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus).
Gejala: di bagian tanaman yang digerek terdapat
tepung.
Pengendalian: dengan insektisida Decis 2,5
EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu
menjelang fase berbunga. |
4. |
Kutu putih (Pseudococcus
sp.)
Gejala: bagian tanaman yang tertutup kutu
putih akan menjadi abnormal.
Pengendalian:
kimian dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis
2,5 EC. |
5. |
Nematoda (Aphelenchoides
fragariae atau A. ritzemabosi)
Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk
tanaman.
Gejala:tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun
kurus dan kurang berbulu.
Pengendalian:
dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur
10 G. |
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Kapang
kelabu (Botrytis cinerea)
Gejala: bagian buah membusuk
dan berwarna coklat lalu mengering.
Pengendalian:dengan fungisida
Benlate atau Grosid 50 SD. |
2. |
Busuk buah matang
(Colletotrichum fragariae Brooks)
Gejala:
bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda
dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu.
Pengendalian: dengan fungisida
berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran
82 WP, Cupravit OB 21. |
3. |
Busuk rizopus
(Rhizopus stolonifer).
Gejala:
(1) buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila
ditekan akan mengeluarkan cairan keruh; (2) di tempat
penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium
jamur berwarna putih dan spora hitam.
Pengendalian:
membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya
dengan mulsa plastik. |
4. |
Empulur merah (Phytophthora
fragariae Hickman)
Gejala:jamur
menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak
segar, kadang-kadang layu terutama siang hari. |
5. |
Embun tepung (Sphaetotheca
mascularis atau Uncinula necator).
Gejala: bagian yang terserang,
terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung,
bunga akan mengering dan gugur.
Pengendalian:
dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.
|
6. |
Daun gosong (Diplocarpon
earliana atau Marssonina fragariae)
Gejala:Daun berbercak bulat telur sampai
bersudut tidak teratur, berwarna ungu tua.
Pengendalian: kimia dengan fungisida Dithane
M-45 atau Antracol 70 WP.
|
7. |
Bercak daun
Penyebab:(1) Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella
fragariae, Gejala:bercak
kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat
yang akan berubah menjadi putih; (2) Pestalotiopsis
disseminata,Gejala: bercak
bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi
bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan,
daun mudah gugur; (3) Rhizoctonia solani,
Gejala: bercak coklat-hitam besar pada daun.
Pengendalian: kimia dengan
fungisida. bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP,
Kocide 77 WP atau Cupravit OB 21.
|
8. |
Busuk daun (Phomopsis
obscurans).
Gejala:noda bula berwarna abu-abu dikelilingi
warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf
V.
Pengendalian:dengan Dithane M-45, Antracol
70 WP atau Daconil 75 WP.
|
9. |
Layu vertisillium
(Verticillium dahliae)
Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan
hingga coklat, layu dan tanaman mati.
Pengendalian:melalui fumigasi
gas dengan Basamid-G.
|
10 |
Virus
Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau.
Gejala:terjadi perubahan warna
daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang
daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku,
tanaman kerdil.
Pengendalian: menggunakan
bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot
pestisida untuk mengendalikan serangga pembawa virus.
|
Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan dengan
menjaga kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk
memutus siklus hidup), menanam bibit yang sehat, memberikan
pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan
pergiliran tanaman dengan tanaman bukan keluarga Rosaceae dan
memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yang sakit. Membudidayakan
stroberi dengan mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan
hama/penyakit. Khusus untuk penyakit, perbaikan drainase biasanya
dapat menurunkan serangan. |
|
8. |
P A N E N |
|
Tanaman asal stolon dan anakan mulai berbung ketika
berumur 2 bulan setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah
tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode
pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun tanpa henti. |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
1) Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.
2) Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga
kuning kemerahan.
3) Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah
awal pembentukan
buah. |
8.2. |
Cara Panen
Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan
kelopaknya. Panen dilakukan dua kali seminggu. |
8.3. |
Perkiraan Produksi
Produktivitas tanaman stroberi tergantung dari varietas dan
teknik budidaya:
a) Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun.
b) Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun.
c) Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.
Teknik budidaya stroberi dengan naungan UV memberikan hasil
1-1,25 kg/tanaman/tahun. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak
memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat
penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik.
Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
|
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
varietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas
buah yaitu:
a) |
Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm
atau tergantung spesies; (2) warna dan kematangan buah
seragam. |
b) |
Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung
spesies; (2) bentuk dan warna buah bervariasi. |
c) |
Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa
seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan
baik. |
|
9.3. |
Pengemasan dan
Penyimpanan
Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih
kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen.
Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat
C.
|
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya 1 hektar stroberi selama 2 tahun
dengan jarak tanam 50 x 40 cm mengunakan mulsa plastik hitam
perak (MPHP) di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) |
Biaya produksi |
|
|
1. |
Sewa tanah selama 2 tahun |
Rp. 5.000.000,- |
|
2. |
Bibit 50.000 anakan @ Rp. 1.000,- |
Rp. 50.000.000,- |
|
3. |
Pupuk dan kapur |
|
|
|
- Pupuk kandang 30 ton @ Rp. 150.000,-
- Urea: 2 x 200 kg @ Rp. 1.500,-
- SP-36: 2 x 250 kg @ Rp. 1.800,-
- KCl: 2 x 100 kg @ Rp. 1.800,-
- Kapur: 4 ton @ Rp. 400.000
- Pupuk daun: 20 kg @ Rp. 20.000 |
Rp. 4.500.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 900.000,-
Rp. 360.000,-
Rp. 1.600.000,-
Rp. 400.000,- |
|
4. |
Pestisida 20 kg |
Rp. 1.300.000,- |
|
5. |
Peralatan dan bangunan |
|
|
|
- Mulsa plastik 20 rol @ Rp. 300.000,-
- Alat pertanian
- Gubug 1 unit |
Rp. 6.000.000,-
Rp. 1.250.000,-
Rp. 1.000.000,- |
|
6. |
Tenaga kerja |
|
|
|
- Pengolahan tanah, buat bedeng: 150 HKP @ Rp.7.500,-
- Pupuk, kapur dan pasang mulsa 50 HKP
- Penanaman 10 HKP + 30 HKW (@ Rp. 5.000)
- Pemeliharaan 2 tahun 80 HKP + 100 HKW
- Gaji pekebun 2 orang selama 2 tahun |
Rp. 1.125.000,-
Rp. 375.000,-
Rp. 225.000,-
Rp. 1.100.000,-
Rp. 12.000.000,- |
|
7. |
Panen dan pascapanen |
|
|
|
- Panen dan pasca panen 100 HKP + 200 HKW |
Rp. 1.750.000,- |
|
8. |
Lain-lain : Pajak dan iuran |
Rp. 500.000,- |
|
Jumlah biaya produksi |
Rp. 89.985.000,- |
2) |
Produksi 1 th/ha: 0,45 kg/tahun x 40.000
tanaman x Rp. 5.500,- |
Rp.198.000.000,- |
3) |
Keuntungan selama 2 tahun
Keuntungan per tahun |
Rp.108.015.000,-
Rp. 54.007.500,- |
4) |
Parameter kelayakan usaha
1. Output/Input rasio (dalam 1 tahun) |
= 1,1 |
Keterangan: HKP Hari kerja Pria, HKW Hari kerja wanita.
|
10.2. |
Gambaran Peluang
Agribisnis
Buah stroberi enak rasanya, harum dan sangat menarik dipandang,
jadi pertanaman stroberi bisa atau berpotensi dijadikan kawasan
agrowisata dimana pengunjung dapat memetik langsung buah di
bawah pengawasan.
|
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standard ini meliputi klasifikasi/penggolongan dan syarat mutu,
cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan. |
11.2. |
Diskripsi
---- |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Berdasarkan ukurannya, stroberi diklasifikasikan menjadi 4 kelas
yaitu:
Kelas AA |
: > 20 gram/buah |
Kelas A |
: 11-20 gram/buah |
Kelas B |
: 7-12 gram/buah |
Kelas C1 |
: 7-8 gram/buah |
Kualitas stroberi ditentukan oleh rasa (manis-agak asam-asam),
kemulusan kulit dan luka mekanis akibat benturan atau hama-penyakit.
|
11.4. |
Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah stroberi terdiri dari maksimum 1.000 kemasan.
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 (satu)
partai/lot.
a) |
Jumlah kemasan dalam partai/lot 1 s/d 5,
contoh pengambilan semua |
b) |
Jumlah kemasan dalam partai/lot 6 s/d 100, contoh pengambilan
sekurangkurangnya 5 |
c) |
Jumlah kemasan dalam partai/lot 101 s/d 300, contoh
pengambilan sekurangkurangnya 7 |
d) |
Jumlah kemasan dalam partai/lot 301 s/d 500, contoh
pengambilan sekurangkurangnya 9 |
e) |
Jumlah kemasan dalam partai/lot 501 s/d 1000, contoh
pengambilan sekurangkurangnya 10 |
Petugas pengambil contoh harus orang yang memenuhi persyaratan
yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu
dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum. |
11.5 |
Pengemasan
Buah stroberi segar disajikan dalam bentuk lepasan, dibungkus
bahan kertas, jaring
plastik atau bahan laian yang sesuai, lalu dikemas dengan keranjang
bambu atau
kotak karton/kayu/bahan lain yang sesuai dengan atau tanpa penyangga,
dengan
berat bersih maksimum 10 kg.
Pada bagian luar kemasan, diberi label yang bertuliskan antara
lain :
a) |
Produksi Indonesia. |
b) |
Nama barang/kultivar. |
c) |
Golongan ukuran. |
d) |
Jenis mutu. |
e) |
Nama Pprusahaan/eksportir. |
f) |
Berat bersih/kotor. |
|
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Dr. Livy Winata Gunawan, Ir.
Stroberi. 1996. Penebar Swadaya. Jakarta |
2. |
H.Rahmat Rukmana, Ir. 1998. Stroberi Budidaya
dan Pascapanen. Penerbit Kanisius Yogyakarta. |
3. |
Onny Untung. 1999. Stroberi Pagi di Bali Sore
di Jakarta. Trubus no. 350 hal. 52- 53 |
|
0 komentar:
Posting Komentar