1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Nanas merupakan tanaman buah berupa
semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Memiliki
nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris
disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nanas
berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi
disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa
nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia
pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman
pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh
wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan
sub tropik.
|
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Klasifikasi tanaman nanas adalah:
Kingdom |
: Plantae (tumbuh-tumbuhan) |
Divisio |
: Spermatophyta(tumbuhan
berbiji) |
Klas |
: Angiospermae(berbiji tertutup) |
Ordo |
: Farinosae (Bromeliales) |
Famili |
: Bromiliaceae |
Genus |
: Ananas |
Spesies |
: Ananas comosus (L) Merr |
Kerabat
dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang
biasa dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus
(Lindl) Schultes, A. Fritzmuelleri, A. erectifolius L.B. Smith,
dan A. ananassoides (Bak) L.B. Smith.
Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah
dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu : Cayene (daun halus,
tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam,
buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang
kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata
datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris
atau seperti piramida). Varietas cultivar nanas yang banyak
ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan
Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico,
Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia.
Dewasa ini ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan
unggul adalah nanas Bogor, Subang dan Palembang.
|
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting
dari tanaman nanas adalah buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar
juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai,
buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa buah nanas manis sampai agak
masam segar, sehingga disukai masyarakat luas. Disamping itu, buah
nanas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah nanas mengandung
enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa
protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan
daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi
Keluarga Berencana.
Buah nanas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh
penyakit sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir
dan kurang darah. Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat
diobati dengan diolesi sari buah nanas. Kulit buah nanas dapat diolah
menjadi sirop atau diekstrasi cairannya untuk pakan ternak. |
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Penanaman nanas di
dunia berpusat di negara-negara Brazil, Hawaii, Afrika Selatan,
Kenya, Pantai Gading, Mexico dan Puerte Rico. Di Asia tanaman nanas
ditanam di negara-negara Thailand, Filipina, Malaysia dan Indonesia
terdapat di daerah Sumatera utara, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan
dan Jawa Barat. Pada masa mendatang amat memungkinkan propinsi lain
memprioritaskan pengembangan nanas dalam skala yang lebih luas dari
tahun-tahun sebelumnya.
Luas panen nanas di Indonesia + 165.690 hektar atau 25,24% dari
sasaran panen buah-buahan nasional (657.000 hektar). Beberapa tahun
terakhir luas areal tanaman nanas menempati urutan pertama dari
13 jenis buah-buahan komersial yang dibudidayakan di Indonesia.
|
5. |
SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Tanaman
nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering,
baik tipe iklim A, B, C maupun D, E, F. Tipe iklim A
terdapat di daerah yang amat basah, B (daerah basah),
C (daerah agak basah), D (daerah sedang), E (daerah
agak kering) dan F (daerah kering). |
2. |
Pada
umumnya tanaman nanas ini toleran terhadap kekeringan
serta memiliki kisaran curah hujan yang luas sekitar
1000-1500 mm/tahun. Akan tetapi tanaman nanas tidak
toleran terhadap hujan salju karena rendahnya suhu.
|
3. |
Tanaman nanas dapat tumbuh
dengan baik dengan cahaya matahari rata-rata 33- 71% dari
kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan rata-rata
2000 jam. |
4. |
Suhu yang sesuai untuk budidaya
tanaman nanas adalah 23-32 derajat C, tetapi juga dapat
hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10 derajat C. |
|
5.2. |
Media Tanam
1. |
Pada umumnya hampir semua jenis
tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman
nanas. Meskipun demikian, lebih cocok pada jenis tanah
yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak mengandung
bahan organik serta kandungan kapur rendah. |
2. |
Derajat keasaman yang cocok adalah dengan
pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung kapur (pH lebih
dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan klorosis.
Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5 atau lebih rendah) mengakibatkan
penurunan unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium,
dan Molibdinum dengan cepat. |
3. |
Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan
tanaman nanas untuk penyerapan unsur-unsur hara yang dapat
larut di dalamnya. Akan tetapi kandungan air dalam tanah
jangan terlalu banyak, tidak becek (menggenang). Hal yang
harus diperhatian adalah aerasi dan drainasenya harus
baik, sebab tanaman yang terendam akan sangat mudah terserang
busuk akat. |
4. |
Kelerengan tanah tidak banyak berpengaruh
dalam penanaman nanas, namun nanas sangat suka jika ditanam
di tempat yang agak miring, sehingga begitu ada air yang
melimpah, begitu cepat pula tanah tersebut menjadi kering. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Nanas
cocok ditanam di ketinggian 800-1200 m dpl. Pertumbuhan
optimum tanaman nanas antara 100-700 m dpl. |
|
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan |
|
Keberhasilan
penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas
dapat dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif.
Cara vegetatif digunakan adalah tunas akar, tunas batang,
tunas buah, mahkota buah dan stek batang. Cara generatif dengan
biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, (jarang digunakan).
Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya
normal, sehat serta bebas dari hama dan penyakit.
1) Persyaratan Benih
|
|
Bibit yang
baik harus mempunyai daun-daun yang nampak tebal-tebal penuh
berisi, bebas hama dan penyakit, mudah diperoleh dalam jumlah
banyak, pertumbuhan relatif seragam serta mudah dalam pengangkutan
terutama untuk bibit stek batang. Tunas batang dan stek batang.
|
2) |
Penyiapan Benih |
|
Benih nanas
dari biji (generatif) jarang digunakan karena membutuhkan
teknik khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan
penyerbukan sendiri dan tidak menghasilkan biji. Cara perbanyakan
secara vegetatif (tunas akar) mempunyai ciri khusus: tunas
yang tumbuh dari bagian batang yang terletak di dalam tanah,
jumlah tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk daun
lebih langsing, masa remaja tunas akar relatif pendek. Cara
vegetatif lain (tunas batang) mempunyai ciri-ciri tunas yang
tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit.
Tunas batang mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada tangkai
buah di bawah tangkai buah dan di atas tunas batang, jumlah
tunas buah per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas
dan ukuran tunas yang bervariasi tergantung dari pertumbuhan
tanaman. Untuk cara vegetatif dengan mahkota buah ciri-cirinya
adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata tunas yang non-aktif
pada batang, kemudian disemaikan dalam media steril dengan
perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak,
seragam, dan mudah dalam pengangkutan.
Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi
bibit tunas batang dan bibit nanas dari stek. Penyiapan bibit
tunas batang: memilih tunas batang pada pohon induk yang sedang
berbuah/setelah panen. Tunas batang yang baik adalah panjang
30-35 cm. Daun-daun dekat pangkal pohon dipotong untuk mengurangi
penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu biarkan
selama beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut
ke tempat penanaman langsung segera ditanam.
Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang
dilakuakan adalah memotong batang nanas yang sudah dipanen
buahnya sepanjang 2,5 cm, kemudian potongan dibelah menjadi
4 bagian yang mengandung mata tunas. Media semai berupa pasir
bersih dalam bak tanam. Bibit yang dihasilkan dengan tinggi
25-35 cm atau berumur 3-5 bulan dicabut, ditanam di kebun.
Bila bibit akan diangkut dalam jarak jauh, akar-akarnya dibungkus
dengan humus lembab.
Benih yang disiapkan harus disesuaikan dengan luas areal penanaman.
Kepadatan tanaman yang ideal berkisar antara 44.000-77.000
bibit tanaman per Ha, tergantung jarak tanam, jenis nanas,
kesuburan tanah, sistem tanam dan jenis bibit. Penanaman dengan
sistem persegi (jarak tanam 150 x 150 cm) membutuhkan sekitar
3556 bibit bila lahan yang mangkus ditanami 80%. Atau 12.698
- 15.875 bibit pada sistem tanam kereta api dengan jarak tanam
60 x 60 cm dan jarak antar barisan sebelah kanan/kiri dari
kereta api adalah 150 cm.
|
3) |
Teknik Penyemaian |
|
Persemaian
untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Langkah dalam menyiapkan
media semai dalam bak persemaian berupa tepung (misalnya Rootone)
pada permukaan belahan batang untuk mempercepat pertumbuhan
akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan sedalam
1,5 - 2,5 cm dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian
dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik, dengan
menutup bak persemaian dengan lembar plastik tembus cahaya
(bening).
Stek batang nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Tempat persemaian
baru yang medianya disuburkan dengan pupuk kandang disiapkan.
Campuran media berupa tanah halus, pasir dan pupuk kandang
halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1).
Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas dari
persemaian perkecambahan ke persemaian pembesaran bibit.
|
4) |
Pemeliharaan Pembibitan |
|
Pemeliharaan
pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala
dijaga agar kondisi media tanam selalu lembab dan tidak kering
supaya bibit tidak mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian
pupuk kandang dengan perbandingan kadar yang sudah ditentukan.
Penjarangan dan pemberian pestisida dapat dilakukan jika diperlukan.
|
5) |
Pemindahan Bibit |
|
Pemindahan bibit dapat dilakukan
jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm atau berumur 3-5
bulan. |
6.2. |
Pengolahan Media
Tanam |
|
1) |
Persiapan |
|
Penanaman nanas dapat
dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu persiapan
dan pembukaan lahan yang paling baik adalah disaat waktu
musim kemarau, dengan membuang pepohonan yang tidak
diperlukan. Pengolahan tanah dapat dilakukan pada awal
musim hujan. Derajat keasaman tanah perlu diperhatikan
karena tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH
sekitar 5,5. Jumlah bibit yang diperlukan untuk suatu
lahan tergantung dari jenis nanas, tingkat kesuburan
tanah dan ekologi pertumbuhannya.
|
2) |
Pembukaan Lahan |
|
Untuk membuka suatu
lahan, perlu dilakukan: membuang dan membersihkan pohon-pohon
atau batu-batuan dari sekitar lahan kebun ke tempat
penampungan limbah pertanian. Mengolah tanah dengan
dicangkul/dibajak dengan traktor sedalam 30-40 cm hingga
gembur, karena, bisa berakibat fatal pada produksi tanaman.
Biarkan tanah menjadi kering minimal selama 15 hari
agar tanah benarbenar matang dan siap ditanami.
|
3) |
Pembentukan Bedengan |
|
Pembentukan bedengan
dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk
kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai.
Sistem petakan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian
di sekililingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan
air. Sistem bedengan dilakukan dengan cara membuat bedengan-bedengan
selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-
150 cm atau variasi lain sesuai dengan sistem tanam.
Tinggi petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm.
|
4) |
Pengapuran |
|
Derajat kemasaman
tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5.
Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit
atau Zeagro atau bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan
merata dan dicampurkan dengan lapisan tanah atas terutama
tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah 4,5). Dosis
kapur disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar
antara 2-4 ton/ha.
Bila tidak turun hujan, setelah pengapuran segera dilakukan
pengairan tanah agar kapur cepat melarut.
|
5)) |
Pemupukan |
|
Dalam penanaman nanas
dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton
per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan
lapisan tanah atas atau dimasukkan per lubang tanam.
Juga digunakan pupuk anorganik NPK danurea. Nitrogen
(N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, fosfor
diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan
sedangkan Kalium diperlukan untuk perkembangan buah,
khususnya nanas. Pupuk urea penggunaannya dikombinasikan
dengan perangsang pembungaan.
|
|
6.3. |
Teknik Penanaman
1) |
Penentuan Pola Tanam |
|
Pola
tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan
jenis tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu
setahun. Dalam teknik penanaman nanas ada beberapa sistem
tanam, yaitu: sistem baris tunggal atau persegi dengan
jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar barisan;
90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar
barisan adalah 90 cm. Sistem baris rangkap dua dengan
jarak tanam 60 x 60 cm, dan jarak antar barisan sebelah
kiri dan kanan dari 2 barisan adalah 150 cm dan jarak
tanam 45 x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah
kiri dan kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm.
Sistem baris rangkap tiga dengan jarak tanam 30 x 30
cm membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar barisan
sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman: 90 cm dan
jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah
kiri/kanan dari 3 barisan adalah 90 cm serta sisitem
baris rangkap empat dengan jarak 30 x 30 cm dan jarak
antar barisan sebelah kiri/kanan dari 4 barisan tanaman
90 cm.
|
2) |
Pembuatan Lubang Taman |
|
Pembuatan lubang
tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem
tanam. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat
lubang tanam digunakan pacul, tugal atau alat lain. |
3) |
Cara Penanaman |
|
Penanaman yang baik
dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang
dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak
dan sistem tanam yang dipilih; (2) mengambil bibit nanas
sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam yang
tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam;
(3) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang
bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman
dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan
penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman
bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal
batang tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan
Penyulaman
Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas
spesifik dan tidak berbentuk pohon. Kegiatan penyulaman
nanas diperlukan, sebab ceding-ceding bibit nanas
tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau
faktor bibit.
-
Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas
dari rumput liar dan gulma pesaing tanaman nanas
dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari.
Rumput liar sering menjadi sarang dari dan penyakit.
Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput
liar di kebun, namun untuk menghemat biaya penyiangan
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan.
Cara penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput
dengan tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar bedengan
digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang
nanas sehingga membentuk guludan.
- Pembubunan
Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan
pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika
diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari
selokan atau parit di sekeliling bedengan, agar bedengan
menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam,
sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan
berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan akar
yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga
tanaman nanas berdiri kuat.
- Perempalan/Pemangkasan
Bagian yang perlu dipangkas adalah
bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang
tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa
ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah,
knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit dan
tidak produkrif, cabang yang menyulitkan pelengkungan,
ranting atau daun yang menutupi buah. Pemangkasan
dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk
yang diinginkan(4-5 tahun).
- Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan
dengan pupuk buatan. Pemupukan susulan berikutnya
diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga
dan berbuah. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan
adalah:
a) |
Pupuk NPK tablet (Pamafert) |
|
- Komposisi kandungan N-P2O5-K2O-MgO-CaO
adalah 17-8-12-0-2+mikro
- Bentuk pupuk berupa tablet, berat 4 gram
setiap tablet
- Dosisi anjuran satu tablet tiap tanaman
|
b) |
Pupuk tunggal berupa campuran
ZA, TSP, atau SP-36 dan KCl |
|
-
Dosis anjuran 1: ZA
100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50
kg per hektar. Pupuk susulan diulang setiap
4 bulan sekali dengan dosis yang sama.
- Dosis anjuran 2: mulai umur 3 bulan setelah
tanam dipupuk dengan ZA 125 kg atau urea
62,5 kg + TSP atau SP-36 75 kg/ha. Pada
umur 6 bulan dipupuk kandang 10 ton/ha.
|
Cara pemberian pupuk dibenamkan/dimasukkan ke dalam
parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas,
kemudian tutup dengan tanah. Cara lain: disemprotkan
pada daun terutama pupuk Nitrogen dengan dosis 40
gram Urea per liter atau ± 900 liter larutan
urea per hektar.
- Pengairan dan Penyiraman
Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap
iklim kering, namun untuk pertumbuhan tanaman yang
optimal diperlukan air yan cukup. Pengairan /penyiraman
dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau tergantung
keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan
untuk merangsang pembungaan dan pembuahan secara optimal.
Pengairan dilakukan 2 minggu sekali. Tanah yang terlalu
kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil
dan buahnya kecil-kecil. Waktu pengairan yang paling
baik adalah sore dan pagi hari dengan menggunakan
mesin penyemprot atau embrat.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Penggerak
buah (Thecla basilides Geyer)
Ciri: kupu-kupu berwarna coklat
dan kupu-kupu betina meletakkan telurnya pada permukaan
buah, kemudian menetas menjadi larva; bentuk larva pada
bagian tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh
tertutup bulu-bulu halus pendek.
Gejala:menyerang buah dengan
cara menggerek/melubangi daging buah; buah nanas yang
diserang hama ini berlubang dan mengeluarkan getah,
kemudian membusuk karena diikuti serangan cendawan atau
bakteri.
Pengendalian: (1) non kimiawi
dengan menjaga kebersihan kebun serta membuang bagian
tanaman yang terserang hama; (2) kimiawi dengan menyemprot
insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Basudin
60 EC atau Thiodan 35 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
|
2. |
Kumbang (Carpophilus
hemipterus L.)
Ciri: berupa kumbang kecil, berwarma coklat/hitam;
larva berwarna putih kekuningan, berambut tipis, bentuk
langsing berkaki 6.
Gejala:
menyerang tanaman nanas yang gluka sehingga bergetah dan
busuk oleh mikroorganisme lain (cendawan dan bakteri).
Pengendalian: dilakukan dengan
menjaga kebersihan kebun dan pemberian insektisida. |
3. |
Lalat buah
(Atherigona sp.)
Ciri: Lalat berukuran
kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah,
kemudian menjadi larva berwarna putih.
Gejala: merusak/ memakan daging
buah hingga menyebabkan busuk lunak.
Pengendalian: (1) non kimiawi dengan
menjaga kebersihan kebun, membuang buah yang terserang
lalat buah; (2) kimiawi dengan cara disemprot insektisida
yang mangkus dan sangkil, seperti Thiodan 35 EC atau
Basudin EC pada konsentrasi yang dianjurkan. |
4. |
Thrips (Holopothrips
ananasi Da Costa Lima)
Ciri:
Tubuh thrips berukuran sangat kecil panjang sekitar 1,5
mm, berwarna coklat, dan bermata besar.
Gejala: menyerang tanaman dengan cara
menghisap cairan sel daun sehingga menimbulkan bintik-bintik
berwarna perak; pada tingkat
serangan yang berat menyebabkan pertumbuhan tanaman muda
terhambat.
Pengendalian: (1) secara non kimiawi dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun dan mengurangi
ragam tanaman inang; (2) secara kimiawi dilakukan dengan
penyemprotan insektisida: Mitac 200 EC atau Dicarol 25
SP pada konsentrasi yang dianjurkan. |
5. |
Sisik (Diaspis
bromeliae Kerne)
Ciri:Serangga
berukuran kecil diameter ± 2,5 mm, bulat dan datar,
berwarna putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi
buah dan daun, sehingga menyebabkan ukuran buah kecil
dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Pengendalian:
dapat disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC atau Curacron
500 EC pada konsentrasi yang dianjurkan. |
6. |
Ulat buah (Tmolus
echinon L)
Ciri:
Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat
serta larva/ulat tertutup rambut halus dan kepalanya kecil.
Gejala: menyerang buah nanas dengan cara
menggerek dan membuat lubang yang menyebabkan buah berlubang,
bergetah dan sebagian buah memotong bagian tanaman yang
terserang berat.
Pengendalian: dilakukan dengan
mengumpulkan/membunuh ulat secara mekanis, serta disemprot
insektisida: Buldok 25 EC atau Thiodan 35 EC pada konsentrasi
yang dianjurkan |
7. |
Hama lain:
rayap, tikus, nematoda, bintil akar dan kutu tepung jeruk
juga kadangkadang
menyerang tanaman nanas. |
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Busuk
hati dan Busuk Akar
Penyebab: cendawan Phytophthora
parasitica Waterh dan P. cinnamomi Rands.
Penyakit busuk hati disebut hearth rot, sedangkan busuk
akar dinamakan root rot. Penyebaran penyakit dibantu
bermacam-macam tanaman inang, air yang mengalir, alat-alat
pertanian, curah hujan tinggi, tanah yang mengandung
bahan organik dan kelembaban tanah tinggi antara 25-35
derajat C.
Gejala:pada daun terjadi perubahan
warna menjadi hijau belang-belang kuning dan ujungnyanekrotis;
daun-daun muda mudah dicabut bagian pangkalnya membusuk
dengan bau busuk berwarna coklat, dan akhirnya tanaman
mati; pembusukan pada sistem perakaran.
Pengendalian: (1) non kimiawi
dilakukan dengan cara perbaikan drainase tanah, mengurangi
kelembapan sekitar kebun, dan memotong/mencabut tanaman
yang sakit; (2) kimiawi dengan pencelupan bibit dalam
larutan fungisida sebelum tanam, seperti Dithane M-45
atau Benlate.
|
2. |
Busuk
Pangkal
Penyebab:cendawan Thielaviopsis
paradoxa (de Seyn) Hohn atau Ceratocystis paradoxa (Dade)
C. Moreu. Penyakit ini sering disebut base rot.
Penyebaran penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya
luka-luka mekanis pada tanaman, angin, hujan dan tanah.
Gejala: pada bagian pangkal
batang, daun, buah dan bibit menampakkan gejala busuk
lunak berwarna coklat atau hitam, berbau khas, atau
bercak-bercak putih kekuning-kuningan.
Pengendalian: (1) non kimiawi
dengan
melakukan penyimpanan bibit sementara sebelum tanamn
agar luka cepat sembuh, menanam bibit pada cuaca kering,
dan menghindari luka-luka mekanis; (2) kimiawi dengan
perendaman bibit dalam larutan fungisida Benlate.
|
3. |
Penyakit Lain
Penyakit adalah busuk bercak gabus pada
buah disebabkan oleh cendawan Pinicillium funiculosum
Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp., layu dan
bercak kuning oleh virus yang belum diketahui secara pasti
jenisnya.
Pengendalian: harus
dilakukan secara terpadu, meliputi penggunaan bibit yang
sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara intensif,
pemotongan/pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit. |
|
7.3. |
Gulma |
|
Penurunan produksi nanas dapat disebabkan oleh banyak
dan dominannya gulma karena pemberian mulsa yang kurang
baik sehingga pertumbuhan rumput subur. |
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan,
tergantung dari jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal
dari mahkota bunga berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen
buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas
batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah
berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:
a) Mahkota buah terbuka.
b) Tangkai ubah mengkerut.
c) Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.
d) Warna bagian dasar buah kuning.
e) Timbul aroma nanas yang harum dan khas. |
8.2. |
Cara Panen
Tata cara panen buah nanas: memilih buah nanas yang menunjukkan
tanda-tanda siap panen. Pangkal tangkai buah dipotong secara
mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan
secara hati-hati agar tidak rusak dan memar. |
8.3. |
Periode Panen
Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan
buah nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama
sekitar 25%, kedua 50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada.
Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena
pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan adalah
membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti dengan bibit
yang baru. Penyiapan lahan sampai penanaman dilakukan seperti
cara bercocok tanam pada lahan yang baru.
|
8.3. |
Perkiraan Produksi
Potensi produksi per hektar pada tanaman nanas yang dibudidayakan
intensif dapat mencapai 38-75 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata
20 ton/hektar, tergantung jenis nanas dan sistem tanam. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat
busuk. Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen
yang memadai. |
|
9.1. |
Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan
hasil atau gudang sortasi. |
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak,
memar, busuk, atau mentah secara tersendiri dari buah yang bagus
dan normal. Klasifikasi buah berdasarkan bentuk dan ukuran yang
seragam, jenis maupun tingkat kematangannya.
|
9.3. |
Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, sehingga untuk menunggu
harga naik maka dilakukan penyimpanan. Buah nanas biasanya
disimpan dalam peti kemas dalam ruangan dingin yang suhunya
sekitar 5 derajat C.
|
9.4. |
Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan dimulai dengan mengeluarkan buah nanas dari
lemari pemeraman, lalu dipilih (sortasi) berdasarkan tingkat
kerusakannya agar seragam. Kemudian buah nanas dibungkus dengan
kertas pembungkus lalu dikemas dalam keranjang bambu atau peti
kayu atau dos karton bergelombang. Ukuran wadah pengemasan 60
x 30 x 30 cm yang diberi lubang ventilasi. Proses pengangkutan
dimulai dengan memasukkan peti kemas secara teratur pada alat
pengangkutan, buah nanas diangkut dan dipasarkan ke tempat pemasaran. |
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya nanas dengan luas lahan 1 hektar
di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) |
Biaya produksi
1. Nilai sewa tanah per tahun
2. Sprayer dan alat pertanian
3. Bibit 45.000 batang @ Rp. 150,-
4. Pupuk
- Pupuk kandang 20 ton @ RP.
150.000,-
- ZA 300 kg @ Rp. 1.250,-
- TSP (SP-36) 200 kg @ Rp. 1.800,-
- KCl 150 Kg @ Rp. 1.650,-
5. Pestisida
6. Pengolahan tanah borongan
7. Pemupukan & penanaman 10 HKP @ Rp.7.000,- +100
HKW
8. Pemeliharaan tanaman 200 HKW @ RP. 5.000,- +20 HKP
9. Panen dan pascapanen 100 HKW +10 HKP
10.Biaya lain-lain (tidak terduga 10%)
Jumlah biaya produksi |
Rp. 2.500.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 6.750.000,-
Rp. 3.000.000,-
Rp. 375.000,-
Rp. 360.000,-
Rp. 247.500,-
Rp. 400.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rp. 570.000,-
Rp. 1.140.000,-
Rp. 570.000,-
Rp. 1.801.250,-
Rp. 19.813.750,- |
2) |
Hasil penjualan dan laba (keuntungan)
1. Produksi tahun ke-1: 75% x 45.000 x Rp 750,- /buah
2. Biaya produksi tahun ke-1
3. Keuntungan tahun ke-1
4. Produksi tahun ke-2: 80% x 45.000 x Rp. 750,-/buah
5. Biaya produksi tanpa dihitung bibit & alat pertanian
tahun ke-2
6. Keuntungan ke-2 |
Rp. 25.312.500,-
Rp. 19.813.750,-
Rp. 5.498.750,-
Rp. 27.000.000,-
Rp. 12.463.750,-
Rp. 7.350.000,- |
3) |
Parameter kelayakan usaha
1. B/C ratio |
= 1,28 |
|
10.2. |
Gambaran Peluang
Agribisnis
Prospek komoditas buah nanas sangat besar, terutama bila nanas
diolah menjadi makanan kaleng seperti selai nanas, sirup buah
nanas dan sirup kulit buah nanas. Pabrik pengalengan buah
nanas sudah banyak di bangun, diantarnya dilakukan oleh PT
Great Giant Pineapple di Lampung. Negara tujuan ekspor adalah
Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Walaupun daerah penghasil
nanas sudah menyebar merata, Indonesia hingga saat ini hanya
mampu mengekspor sebagian kecil saja dari kebutuhan dunia,
5%. Padahal menurut proyeksi, kebutuhan nanas dunia tahun
1996 akan naik sebesar 5% kebutuhan dunia saat ini. Sehingga
untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan pasokan nanas yang
sangat besar. Tentu saja hal ini akan menjadi prospek yang
baik bagi Indonesia.
Hal yang perlu untuk dicermati adalah ekspor buah nanas Indonesia
meningkat dalam 10 tahun terakhir. Ekspor Indonesia tahun
1987 sebesar 26.952 ton meningkat menjadi 83.997 ton pada
tahun 1996. Dari segi nilai, Ekspor Indonesia pada tahun 1987
sebesar US$ 60.766 ribu pada tahun 1996. Sedangkan untuk impor
nanas Indonesia mengalami peningkatan namun dalam jumlah kecil.
Impor nanas meningkat dari 0,16 ton pada tahun 1987, meningkat
menjadi 10,36 ton pada tahun 1995.
Dalam era globalisasi ini, peluang pasar dunia semakin terbuka
lebar untuk semua komoditas. Demikian juga komoditi nanas
cukup besar peluang untuk memasuki pasar dunia baik dalam
bentuk segar maupun dalam bentuk buah kaleng. Negaranegara
di Asia Tenggara merupakan eksportir utama buah nanas dunia.
Thailand merupakan negara eksportir terbesar pada tahun 1995,
yaitu sekitar 39% dari ekspor nanas dunia.
|
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara uji, cara pengambilan
contoh dan cara pengemasan nanas. |
11.2. |
Diskripsi
Standar mutu buah nanas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
SNI 01-3166- 1992. |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Nanas digolongkan dalam dua jenis mutu, yaitu mutu I dan II.
a) |
Kesamaan sifat varientas: mutu
I=seragam; mutu II=seragam; cara uji organoleptik. |
b) |
Tingkat ketuaan: mutu I=tua, tidak terlalu
matang dan tidak lunak; mutu II=tua, tidak terlalu matang
dan tidak lunak; cara uji organoleptik. |
c) |
Kekerasan: mutu I=keras, mutu II=keras;
cara uji organoleptik. |
d) |
Ukuran: mutu I=seragam, diameter min. 9,5
cm; mutu II=kurang seragam; cara uji SP-SMP-309-1981.
|
e) |
Gagang: mutu I=teropong rapi; mutu II=teropong
rapi; cara uji organoleptik. |
f) |
Mahkota: mutu I=satu, utuh rapi, ukuran
normal; mutu II=tidak dipersyaratkan; cara uji organoleptik. |
g) |
Kerusakan (%): mutu I=maksimum 5; mutu II=maksimum
10; cara uji SP-SMP- 310-1981. |
h) |
Busuk (%): mutu I=maksimum 1; mutu II=maksimum
2; cara uji SP-SMP-311- 1981. |
i) |
Kadar total padatan terlarut (%): mutu I=minimum
12; mutu II=minimum 12; cara uji SP-SMP-321-1981 |
j) |
Kotoran: mutu I=bebas kotoran; mutu II=bebas
kotoran; cara uji organoleptik. |
|
11.4. |
Pengambilan Contoh
1) |
Produk dalam ikatan/kemasan |
|
Contoh diambil secara acak dari jumlah
kemasan seperti terlihat di bawah ini. Dari setiap kemasan/ikatan
diambil contohnya sebanyak 5 buah nanas, dari bagian atas,
tengah dan bawah. Contoh-contoh tersebut diacak bertingkat
(stratified random sampling) sampai diperoleh minimum
5 buah untuk dianalisis.
1. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah sampai dengan
100 : jumlah
contoh 5
2. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 101 sampai
300 : jumlah contoh 7
3. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 301 sampai
500 : jumlah contoh 9
4. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 501 sampai
20 : jumlah contoh 10
5. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah Lebih dari
1000 : jumlah contoh 15
(minimal)
Catatan: Khusus untuk pengujian kerusakan dan busuk, jumlah
contoh akhir sebanyak 100 buah. Pengujian dapat dilakukan
di lapangan. |
2) |
Produk dalam curah (in bulk) |
|
Sekurang-kurangnya
5 contoh diambil secara acak sesuai dengan jumlah berat
total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut
yang diambil dari bagian atas, tengah dan bawahserta
berbagai sudut dicampur, kemudian diacak bertingkat
(stratified random sampling) sampai diperoleh minimum
10 kg untuk dianalisa. Dalam hal berat nanas yang diambil
contohnya lebih dari 2 kg/buah, setiap pengambilan contoh
sekurang-kurangnya terdiri dari 5 buah nanas.
1. Jumlah berat lot s/d 200 kg berat : contoh minimal
yang diambil 10 kg
2. 201 s/d 500 kg berat : contoh minimal yang diambil
20 kg
3. 501 s/d 1000 kg berat : contoh minimal yang diambil
30 kg
4. 1001 s/d 5000 kg berat : contoh minimal yang diambil
60 kg
5. Lebih dari 5000 kg berat : contoh minimal yang diambil
100 kg
Catatan: Khusus untuk pengujian kerusakan dan busuk,
jumlah contoh akhir sebanyak 100 buah. Pengujian dapat
dilakukan dilapangan.
|
Petugas pengambil contoh harus memenuhi
syarat yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih
terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan
hukum. |
|
11.5 |
Pengemasan
Nanas dikemas dalam keranjang bambu, peti kayu ataupun karton
dengan atau tanpa bahan penyakit dengan berat bersih maksimum
40 kg. Atau diikat dengan tali, masing-masing ikatan terdiri
dari maksimum 10 buah nanas. Pemberian merek untuk nanas yang
dikemas dalam kemasan pada bagian luar kemasan diberi label
yang bertuliskan:
a) |
Nama barang. |
b) |
Jenis mutu. |
c) |
Nama/kode perusahaan/eksportir. |
d) |
Berat bersih. |
e) |
Jumlah nanas/kemasan. |
f) |
Daerah asal. |
g) |
Produksi Indonesia. |
h) |
Tempat/negara tujuan. |
|
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
AAK. 1998. Bertanam Pohon Buah-buahan.
Kanisius. Yogyakarta |
2. |
Ashari, Semeru. 1995. Holtikultura Aspek Budidaya.
Universitas Indonesia Press (UI-Press). Jakarta |
3. |
Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999.
Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Holtikultura.
Kanisius. Yogyakarta |
4. |
E.W.M., Verheij &
R.E. Coronel. 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara II; Buah-buahan
Yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama dan Prosea
Indonesia & European Commission. Jakarta.
|
5. |
Natawidjaja, P. Suparman. 1983. Mengenal Buah-buahan
yang Bergizi. Pustaka Dian. Jakarta. |
|
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan
di Perdesaan, BAPPENAS |
0 komentar:
Posting Komentar